Sabtu, 27 September 2014

Cerpen Kimia : Catatan Harian Natrium ke-2

Awal Maret 2009
Langit hampir meremang , sejuk mengelabu. Di barat masih kelihatan goresan-goresan warna merah lembut seperti lukisan hidup. Sisa pijaran matahari yang sudah begitu lelah .
Aku pandangi senja tuk kesekian kalinya, yang mulai di rangkul gelap.Aku jelajahi lautan lepas yang terhampar di depan mataku. Dulu diantara batu karang itu, pasir putih itu, aku bertemu dengannya tanpa dugaan sebelumnya.entah beberapa tahun kebelakang, aku bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang pernah menumbuhkan bunga-bunga di hatiku sampai sekarang.Ya….lautan di depanku inilah yang telah membuat hati kami merah menyala dan tiba-tiba aku merasa kangen padanya …..kangen yang sangat menyiksa.Dan hatiku….hatiku bagai teriris darahnya menetes satu-satu hangat terasa menjelajari seluruh peredaran urat nadiku.

Aku merasa selama ini telah berada dalam sandiwara cinta yng memuakkan dan ingat hal itu aku ingin menangis…menangis selayaknya tangisan , tapi kali ini aku tak ingin menangis.Tidak!.rasanya itu harus diletakkan jauh-jauh di belakang sana / telah kugunakan sebagai aksesori kehidupan yang menghiasi dada kesabaranku selama ini.Tidak!.tangisan ini tak perlu lagi dan aku tak cukup mengerti , kenapa aku mesti mencintainya, kalau pada akhirnya cinta ini akan sirna juga.
“Aku terlanjur cinta kepadamu
Dan tlah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku
akupun tak mengerti  yang terjadi
apa salah dan kurangku padamu
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan…..”
lagu pasha tiba-tiba mengalun lembut membuyarkan semua lamunanku, akupun segera membalikan badan. Disana kalium adikku berdiri mematung dengan mata sembab.
“Kenapa….? kenapa kau tak pernah cerita padaku kak…?”katanya tiba-tiba
“Maksudmu apa dhe..?” kataku pura-pura tak mengerti
“Kenapa kakak gak ngasih tahu kalau khlor itu pacar kakak..! kenapa juga gak ngasih tahu kalau dia sudah menghianati kita..!kenapa semuanya mesti begini,seandainya aku tahu dari dulu, kalau dia kekasih kakak , aku tidak akan mungkin jadi kekasihnya, maafkan aku…”katanya sambil menjatuhkan diri
“Sudahlah….aku gak ngasih tahu padamu, karena aku takut kamu kecewa dik, cukuplah aku yang merasakan ini semua” kataku perlahan
“Tapi aku sudah melabraknya kak, aku dipertemukan manusia lab dengannya, aku langsung melabraknya tanpa bertanya sebelumnya, sampai-sampai tempat kami dipertemukan langsung meledak”
“Apa yang kau lakukan..? khlor melakukan semua itu demi kita dhe..!”
“Aku tahu…!tapi aku merasa sebal padanya, dia sudah menyakiti kakak, aku, juga adik-adikku”
Aku menggelengkan kepala berusaha mengerti perasaannya, sebenarnya aku bukan gak mau menceritakan semuanya padanya, tapi sifatnya itu, aku kenal baik sifat-sifat adikku mereka rata-rata tidak bisa mengendalikan emosinya.
Akibat pertengkaranku dulu dengan air, juga peristiwa perkelahian kalium adikku, aku dan adikku dikenal oleh manusia lab itu sebagai unsur yang paling reaktif. Dan karena semua itu keluargaku pun semuanya jadi tahu dan membenci air sepanjang hayat hidupnya
Akhir Maret 2009
Ketika manusia-manusia lab itu tahu kalau  kami klan alkali membenci air, mereka pun mencari solusi agar aku tidak berpapasan dengan air atau dengan oksigen, melalui percobaannya mereka pun akhirnya bisa mengetahui rahasiaku. Bahwa kemarahanku akan stabil jika mereka membuatkan kamarku khusus dari minyak tanah. Dan ada satu lagi rahasia keluargaku yang mereka ketahui yaitu latar belakang hidup kami. Bahwa kami klan alkali sebelum bermigrasi kekota SPU tinggal jauhdialam bebas. Aku yang paling dekat dengan kalium adikku tinggalnya dikerak bumi di keluragatanah, batu-batuan, atau dikeluarga alumino silikat. Pengaruh cuaca, bencana alam membuat ionku dan ion adikku terlepas dari keluarga angkatku dan terbawa air kelaut. Tapi dibalik kecelakaan itu terselip hikmah, bahwa aku akhirnya bisa ketemu dengan khlor dan saling jatuh cinta.
Pertengahan April 2009
Dear …
Meskipun aku sangat membenci air tapi dia, maksudku air. Sangat baik padaku. Misalnya pada peristiwa ketika aku dan kekasihku khlor melakukan uji elektrolisis. Kebaikannya itu membuatku malu padanya ya…secara, engkau juga kan berpikir dia lebih berhak mendapatkan khlor daripada aku, tapi aku, aku tidak bisa memaafkan dia begitu saja. Setiap aku ingat kejadian itu rasanya aku ingin…menyakitinya, menjambak rambutnya atau membunuhnya. Karena kebaikannya itu aku jadi jarang jalan berdua sama khlor, paling kalau musim salju tiba aku pasti main ski dengannya untukmencairkan salju, atau main ke industri sabun. Sekarang aku lebih menyibukkan diri dengan bakti sosial terhadap manusia misalnya membantu mereka dalam membuat Tetra Ethyl lead (TEL), mengisi lampu tabung untuk menerangi jalan atau kadang- kadang aku membantu manusia labmemisahkan logam-logam yang bertengkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar